Monday, May 15, 2017

Dalam 20 Tahun Ke Depan Maskapai Penerbangan China Butuh 6.810 Pesawat Baru

Dalam 20 Tahun Ke Depan Maskapai Penerbangan China Butuh 6.810 Pesawat Baru

BUMN produsen pesawat China, Commercial Aircraft Corporation of China (Comac), sukses menerbangkan pesawat pesawat berbodi besar sipil jenis C919. Pesawat yang memiliki 168 kursi digadang-gadang akan menjadi pesaing 2 pabrikan pesawat raksasa, Airbus dan Boeing.

'Swasembada' pesawat jumbo dilakukan sebagai ambisi China menyaingi dominasi 2 pabrikan raksasa pesawat saat ini, Aibus dan Boeing. Secara ukuran, C919 juga dibuat dengan 168 kursi atau hampir sama dengan 2 pesawat keluaran 2 produsen pesawat itu yakni Airbus 320 dan Boeing 737-800.

Maskapai China yang saat ini berjumlah 55 perusahaan ini, menurut laporan Boeing, diperkirakan akan menghabiskan belanja lebih dari US$ 1 triliun untuk membeli 6.810 armada pesawat baru dalam 20 tahun mendatang.

Randy Tinseth, Marketing Executive Boeing Commercial Airplanes, memprediksi pertumbuhan penumpang sampai 20 tahun ke depan sebesar 6,4%.


"Pertumbuhan kelas menengah dan kebijakan visa memberi kita alasan bahwa ada masa depan sangat cerah bagi pasar penerbangan jarak jauh," kata Randy sebagaimana dikutip dari CNNMoney, Minggu (7/5/2017).

Boeing memperkirakan, sebanyak tiga perempat pengiriman pesawat baru adalah pesawat dengan tipe satu lorong yang mampu membawa penumpang dari 90 hingga 230 orang. Pesawat jenis yang lumrah digunakan untuk perjalanan bisnis dan liburan.

Selain itu, permintaan pesawat jenis bodi besar (widebody) juga akan mengalami lonjakan. Dengan hitungan sebanyak 1.560 pesawat baru jenis ini akan membantu melipatgandakan armada maskapai di Negeri Panda itu dalam 20 tahun mendatang. Kategori ini termasuk jenis seperti Boeing 787 Dreamliner dan 777 Line.

baca juga:

Boeing selama ini memainkan peran penting dalam infrastruktur industri penerbangan di China. Selain itu, pembuat pesawat yang bermarkas di Chicago ini memperkirakan mereka berkontribusi sekitar US$ 1 triliun pada ekonomi China lewat usaha patungan atau pembelian dari pemasok negara itu.

Pada tahun 2015, Boeing memprediksi maskapai-maskapai China akan menghabiskan US$ 950 juta selama 20 tahun.

international freight forwarding in indonesia - quantum indonesia translogistics

Tuesday, May 9, 2017

Luar Biasa Pesawat Penumpang Buatan China Terbang Perdana Menjadi Saingan Airbus Dan Boeing

Luar Biasa Pesawat Penumpang Buatan China Terbang Perdana Menjadi Saingan Airbus dan Boeing

Pesawat penumpang buatan China, C919, mengudara pada Jumat (5/5/17) waktu setempat setelah sempat tertunda sekian lama. Hal itu menjadi langkah awal Negeri Panda memasuki pasar penerbangan global dan menggenjot produksi manufaktur berteknologi tinggi.

Setelah 80 menit berada di udara, pesawat ini sukses mendarat dengan membawa 5 kru penerbangan. Pilot yang bertugas adalah Cai Juni, yang menyatakan penerbangan sangat memuaskan.

C919 dibuat oleh BUMN produsen pesawat China, yaitu Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC). Sudah hampir dari satu dekade, China berjuang mengurangi ketergantungannya kepada pesawat buatan Airbus dan Boeing.

Dilansir dari AFP, Jumat (5/5/2017), pesawat ini memberikan terobosan yang besar bagi China. Pesawat ini terbang di ketinggian 3.000 meter, lebih rendah 7.000 meter dari ketinggian penerbangan reguler. Kecepatan pesawat di udara lebih dari 300 km/jam.

Proyek pesawat ini sudah mundur sejak tahun lalu. Penerbangan ini menunjukkan betapa besarnya ambisi China untuk membuat pesawat sipil sendiri. China telah membangun pesawat sipil sendiri sejak 1970an, namun tidak pernah berhasil untuk mengudara secara komersial.


Salah seorang saksi mata penerbangan perdana C919, Wang Mingfeng, 42 tahun, mengungkapkan rasa bahagianya. Dia meyakini tak lama lagi pesawat jet itu dapat bersaing dengan Boeing dan Airbus.

“Melihat C919 lepas landas ke udara membuat saya sedikit emosional. Momen ini telah kami [China] nantikan sejak lama,” ujar Wang.

Presiden China, Xi Jinping, langsung turun tangan untuk mendorong proyek baru ini. Xi mendorong percepatan konstruksi pesawat ini, dan ingin memberikan konstribusi baru untuk oengembangan industri pesawat dunia.

Selama ini, China menjadi pasar pertarungan antara Airbus dan Boeing. Kedua produsen pesawat ini memperkirakan, maskapai penerbangan China membutuhkan 6.000-6.800 pesawat baru dengan nilai US$ 1 triliun.

Pesawat bermesin ganda ini memiliki kapasitas 168 kursi. Daya jelajah mencapai 5.555 km, dan telah mendapatkan 570 pesanan. Sejauh ini COMAC telah menguji terbang dua pesawat buatannya, dan menargetkan ada empat pesawat lagi hingga 2019.

baca juga:



COMAC yang berbasis di Shanghai ini menargetkan, dalam tiga tahun ke depan, C919 dan ARJ21 yang merupakan pesawat dengan kapasitas 90 kursi, untuk mendapat sertifikat terbang secara internasional.

------------------------------
international freigh forwarding in indonesia - quantum indonesia translogistics