Bunyi peluit berdentang berkali-kali. Sejurus kemudian, sebuah kapal dengan lambung berwarna biru bersandar secara perlahan di dermaga Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. Kapal bernama Super Shuttle RoRo 12 itu baru saja menjelajah Laut Sulawesi dari Davao. Kapal itu dilepas secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte 30 April 2017.
Pembukaan rute Davao-Bitung seakan menjadi pelepas dahaga karena ekspor Sulawesi Utara selama ini justru dilakukan memutar, lewat Jakarta lalu singgah ke Singapura sebelum melawat ke Manila hingga akhirnya ke Davao. Total ekspor Sulut ke Filipina tahun lalu mencapai US$ 23,82 juta.
Kementerian Perhubungan mengestimasi, waktu tempuh rute Davao-General Santos-Tahuna-Bitung hanya mencapai delapan hari dengan ongkos US$ 550 per TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit). Waktu dan biaya ini jauh lebih irit dibandingkan dengan jalur konvensional Bitung ke Manila yang mencapai lima minggu dengan ongkos US$ 2.000 per TEUs.
Dirjen Perhubungan Laut, Tonny Budiono menyebut pelayaran perdana kapal Super Shuttle RoRo 12 merupakan realisasi dari Deklarasi Bersama tentang Konektivitas Laut Indonesia - Filipina yang dilakukan pada 28 April 2017.
Untuk diketahui, Rute Bitung-Davao City merupakan bagian dari Master Plan Konektivitas ASEAN dan cetak biru dari The East Asean Growth Area yang sudah dirintis sejak 1994. Inisiatif ini melibatkan empat negara ASEAN, yakni Indonesia, Brunei, Malaysia, dan Filipina.
Dia mengimbuhkan, rute Davao-Bitung juga bakal membuka kesempatan bagi pengusaha di dua negara untuk melakukan ekspansi bisnis.
Saat ini, kapal Super Shuttle RoRo 12 bakal melayani rut Davao-General Santos-Bitung satu kali dalam dua pekan. Namun, frekuensi pelayaran diharapkan bisa berlangsung satu kali dalam sepekan seiring kenaikan permintaan.
"Ini kapal RoRo terbesar yang bersandar di Bitung. Mudah-mudahan juga bisa menarik investasi selain meningkatkan perdagangan," ujarnya saat upacara penyambutan kapal di Pelabuhan Bitung, Selasa (2/5/2017).
Wakil Ketua Umum Kadin Sulawesi Utara, Daniel Singal Pesik mengatakan rute kapal roro tujuan Davao menjadi kesempatan bagi pengusaha di Kawasan Indonesia Timur melancarkan ekspansi tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam.
"Kami akan segera buat sosialisasi tanggal 4 nanti terkait peluang ekspor berkat adanya rute ini," ujarnya kepada Bisnis.
Daniel menilai pembukaan rute Davao-Bitung bakal membantu pengusaha di segmen mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melakukan ekspansi ke pasar luar negeri dengan biaya lebih murah.
Dia menggambarkan, pengusaha kopra di Sangihe bisa mengirim kopra cukup satu kontainer atau 14 ton. Sebelumnya, untuk mengangkut kopra ke Filipina, pengusaha harus mengumpulkan kopra sebanyak 1.000 ton.
Daniel menuturkan, pengusaha di Kawasan Timur Indonesia bisa memanfaatkan Davao sebagai batu loncatan untuk menjangkau pasar yang lebih luas di Asia Timur. Impor barang-barang modal dari Asia Timur juga dinilai lebih efisien dilakukan melalui Davao.
Doso Agung, Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero) mengatakan pihaknya sudah melakukan penjajakan dengan PT Semen Tonasa yang berminat menjual semen Filipina. Muatan semen menurut Doso berpotensi memenuhi kapasitas kapal Super Shuttle RoRo 12 yang mencapai 500 TEUs.
"Saat ini juga kami layani ekspor kelapa 100 kontainer per minggu dari Pentoloan (Palu) bisa kami pindahkan kapalnya ke Bitung," jelas Doso.
Bagi Filipina, pembukaan rute Davao-Bitung juga menjadi jalan meraih peluang besar di depan mata. Datu Abul Khayr Alonto, Chairman Mindanao Development Authority (MinDA) mengatakan rute tersebut sangat penting untuk memperkuat hubungan dagang Indonesia-Filipina dan menggapai salah satu cita-cita dari East Asean Growht Area di bidang agribisnis, partiwisata, dan pendidikan.
baca juga:
- PT PAL Sukses Ekspor Kapal Perang SSV Kedua Pesanan Filipina
- CMA-CGM Prancis Mencari Peluang Investasi Terminal Peti Kemas Di Indonesia
- Untuk Menggaet Kapal Raksasa Lainnya Pelindo II Siapkan Dana Rp 2,5 Triliun
"Kami memanggil segenap pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam inisiatif ini dan mengambil kesempatan dan manfaat dari rute yang telah dibuka," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Jadi, bila Laut Sulawesi yang selama ini jadi rintangan Sulawesi Utara dan Mindanao, barangkali dengan adanya kapal RoRo Bitung - Davao bisa jadi jembatan untuk menggarap cuan lebih banyak (industridotbisnisdotcom).
-------------------
0 comments:
Post a Comment